Wanita adalah sebuah maha karya
Allah. Dibalik kelembutannya ada kekuatan yang dapat menggerakkan sebuah laju
peradaban. Islam dengan segala kemuliaannya telah berhasil meletakkan dengan
ideal posisi kaum wanita dalam gempita kehidupan. Dan fakta sejarah pun
mengungkapnya dengan elok, bahwa di setiap keberhasilan orang-orang besar
selalu ada wanita-wanita kuat di belakangnya. Tapi, tidak semua wanita berkenan
menempati posisi-posisi itu. Dengan hadirnya racun-racun demokrasi, omong
kosong HAM atau bualan feminisme, wanita telah kehilangan karakter-karakter
dasar kemanusiaannya. Fungsi-fungsi wanita telah terdistorsi dari letak
fitrahnya.
Namun, di tengah kerusakan pemahaman
yang semakin kuat, ada sebagian wanita yang tetap menjunjung tinggi martabat
mereka. Memelihara nilai-nilai kefitrahan mereka sebagai seorang hamba.
Pengorbanan dan perjuangan telah menjadikan para wanita-wanita ini bak
bidadari-bidadari surga yang Allah segerakan kehadirannya. Inilah wanita-wanita
yang membuat resah para bidadari-bidadari Surga karena kemuliaannya.
Menerbitkan cemburu di ufuk hati para bidadari Surga.
1.
Ibu: Oase Cinta Yang Takkan Kering
Ibu, adalah representasi bidadari
surga yang paling terang. Hatinya adalah oase cinta kehidupan yang menyejukkan,
airnya bening dan tak pernah menemui kekeringan. Kasih sayang dan pelukannya
adalah hembus angin kedamaian. Jasa-jasanya takkan pernah dapat terbilang,
sekalipun dengan formula-formula canggih matematika atau fisika modern.
Sebesar apapun pengorbanan yang kita
berikan pada Ibu, se-zarah pun tak akan dapat menggantikan pengorbanan
yang diberikan ibu kepada kita. Dengan memahami bahwa bakti dan pengorbanan
kita tak akan pernah bisa membalas kebaikan ibu, semoga bisa menyadarkan kita
untuk selalu memahami dan menyelami keinginannya.
Di dunia ini, tak akan pernah kita temukan cinta kasih seindah cinta
kasih seorang Ibu. Tentang hal ini dengan apik Imam Adz Dzahabi rahimahullahu
menguraikan, “Ibumu telah mengandungmu di dalam perutnya selama sembilan
bulan yang serasa sembilan tahun. Dia bersusah payah ketika melahirkanmu yang
hampir saja menghilangkan nyawanya. Dia telah menyusuimu dengan air susunya,
dan ia hilangkan rasa kantuknya karena menjagamu. Dia bersihkan kotoranmu
dengan tangan kanannya, dia utamakan dirimu atas dirinya serta atas makanannya.
Dia jadikan pangkuannya sebagai ayunan bagimu. Dia telah memberikanmu semua
kebaikan, dan apabila kamu sakit atau mengeluh tampak darinya kesusahan yang
luar biasa dan kesedihan yang panjang. Dia keluarkan harta untuk membayar dokter
yang mengobatimu, dan seandainya dipilih antara hidupmu dan kematiannya, maka
ia akan meminta supaya kamu hidup dengan suara yang paling keras. Betapa banyak
kebaikan ibu, sedangkan engkau balas dengan akhlaq yang tidak baik. Dia selalu
mendoakanmu agar mendapat petunjuk, baik di dalam sunyi maupun ditempat
terbuka. Tatkala ibumu membutuhkanmu di saat dia sudah tua renta, engkau
jadikan dia sebagai barang yang tidak berharga di sisimu. Engkau kenyang dalam
keadaan dia lapar. Engkau puas dalam keadaan ia haus. Engkau mendahulukan
berbuat baik kepada istri dan anakmu dari pada ibumu. Engkau lupakan semua
kebaikan yang pernah dia perbuat. Begitu berat rasanya bagimu memeliharanya,
padahal itu urusan yang mudah…”
Ibu, benar-benar bidadari Surga yang
Allah turunkan dengan segera. Maka, sampaikanlah kepadanya betapa kita
mencintainya, dan berterima kasihlah atas seluruh hidup yang telah dan akan
diberikannya kepada kita. Semoga Allah mengampuni dosanya, memberkahi usianya,
dan mengumpulkan kita kembali dalam surgaNya.
“Karir terbaik seorang wanita adalah menjadi ibu rumah tangga” (Mario
Teguh)
2. Wanita Shalihah: Pesona Di atas Pesona
Ia mutiara terindah dunia
Bunga terharum sepanjang masa
Ada cahaya di wajahnya, Betapa indah pesonanya
Bidadari bermata jeli pun cemburu padanya
Kelak, ia menjadi bidadari surga, Terindah dari yang ada – (Hanna)
disadur dari:http://www.dakwatuna.com
Ibu, adalah representasi bidadari surga yang paling terang. Hatinya adalah oase cinta kehidupan yang menyejukkan, airnya bening dan tak pernah menemui kekeringan. Kasih sayang dan pelukannya adalah hembus angin kedamaian. Jasa-jasanya takkan pernah dapat terbilang, sekalipun dengan formula-formula canggih matematika atau fisika modern.
Di dunia ini, tak akan pernah kita temukan cinta kasih seindah cinta kasih seorang Ibu. Tentang hal ini dengan apik Imam Adz Dzahabi rahimahullahu menguraikan, “Ibumu telah mengandungmu di dalam perutnya selama sembilan bulan yang serasa sembilan tahun. Dia bersusah payah ketika melahirkanmu yang hampir saja menghilangkan nyawanya. Dia telah menyusuimu dengan air susunya, dan ia hilangkan rasa kantuknya karena menjagamu. Dia bersihkan kotoranmu dengan tangan kanannya, dia utamakan dirimu atas dirinya serta atas makanannya. Dia jadikan pangkuannya sebagai ayunan bagimu. Dia telah memberikanmu semua kebaikan, dan apabila kamu sakit atau mengeluh tampak darinya kesusahan yang luar biasa dan kesedihan yang panjang. Dia keluarkan harta untuk membayar dokter yang mengobatimu, dan seandainya dipilih antara hidupmu dan kematiannya, maka ia akan meminta supaya kamu hidup dengan suara yang paling keras. Betapa banyak kebaikan ibu, sedangkan engkau balas dengan akhlaq yang tidak baik. Dia selalu mendoakanmu agar mendapat petunjuk, baik di dalam sunyi maupun ditempat terbuka. Tatkala ibumu membutuhkanmu di saat dia sudah tua renta, engkau jadikan dia sebagai barang yang tidak berharga di sisimu. Engkau kenyang dalam keadaan dia lapar. Engkau puas dalam keadaan ia haus. Engkau mendahulukan berbuat baik kepada istri dan anakmu dari pada ibumu. Engkau lupakan semua kebaikan yang pernah dia perbuat. Begitu berat rasanya bagimu memeliharanya, padahal itu urusan yang mudah…”
2. Wanita Shalihah: Pesona Di atas Pesona
Bunga terharum sepanjang masa
Ada cahaya di wajahnya, Betapa indah pesonanya
Bidadari bermata jeli pun cemburu padanya
Kelak, ia menjadi bidadari surga, Terindah dari yang ada – (Hanna)