MENYIMAK JERITAN HAMBA YANG TERPINGGIRKAN

Manusia tercipta dengan penciptaan yang paling sempurna, namun tidak menafikkan juga bahwa manusia tempatnya salah dan dosa, apa yang di buatnya terkadang benar dan terkadang salah.

Perbuatan yang baik dan benar sudah tentu akan menimbulkan dampak positif dilingkungannya, pada intinya disenangi oleh masyarakat luas, namun tatkala yang tanpa sengaja dibuatnya adalah kesalahan apalagi kesalahan yang merugikan kelompok lingkungan lebih-lebih khalayak umum, secara otomatis cacian, gunjingan, hinaan, hujatan, cemoohan, sumpah serapah yang berujung pengusiran, dikucilkan, diasingkan dan berbagai macam dan bentuk istilah lainnya yang selaras dengan ketidaksukaan, maka akan menimbulkan dampak negative yang mengakibatkan jiwanya tergoncang.

Bagi jiwa-jiwa yang kuat maka semua dampak negative yang ditimbulakan karena buah perbuatannya yang di sadari di lakukannya tanpa sengaja ada yang mampu mengahadapi dengan lapang dada dan tegar serta siap menerima konsekuesinya,dan mengambil nilai-nilai positif untuk tidak terulang kembali di masa ynag akan datang, namun tak sedikit akibat dari goncangan jiwa tersebut menjadi semakin  terpukul, shock, akibat tidak siapnya menerima justifikasi dari lingkungan sekitar yang mengakibatkan jiwanya tidak kuat dan jatuh terpuruk semakin dalam  bahkan ada yang berbuat nekat untuk mengakhiri hidupnya dikarenakan tidak kuat menahan derita malu dan cercaan dari masyarakat sekitar.

Sebagai masyarakat madani hendaknya semua bentuk problema mampu di selesaikan dengan kepala dingin, memberikan teguran arahan dan bimbingan, serta memberikan ruang bagi mereka untuk menelaah dampak dari tindakannya.  Kita semua sadar apapun perbuatan yang namanya kesalahan apalagi kesalahan tersebut mengakibatkan orang lain terkena dampak negatifnya, baik secara langsung ataupun tidak, sudah pasti tidak di benarkan oleh norma. Namun tidak serta merta manusi langsung menghakimi dengan membabi buta tanpa mendengar/menyimak hak-hak mereka, hak untuk didengar, hak untuk bertaubat, hak untuk minta minta maaf dan memperbaikai kesalahannya.

Yang ESAlah yang maha tau dan maha pemberi keadilan dgn seadil-adilnya.
ciri utama insan yang bermoral adalah dengan selalu menganalisis dan berfikir jernih dalam memutuskan setiap langakah untuk bertindak.

"Pada dasarnya siapapun kita, dari manakah kita berasal, ras apa kita, suku mana, golongan darah biru, ningrat atau pun masyarakat jelata yang miskin terpinggirkan lagi, intinya apapun latar belakang kita paling tdak punya satu kesamaan yang sangat fundamental yaitu sama-sama ingin bertahan hidup dan menjalani hidup dengan damai dan bahagia."